Koreksi.org muncul dari kegelisahan jurnalis, aktivis, advokat yang kredibel dan berintegritas terhadap perkembangan media dan demokrasi di Indonesia. Antara lain Sasmito Madrim, Sari Wijaya, Nanang Farid Syam, Salawati Taher, dan Gading Yonggar Ditya. Kegelisahan tersebut muncul karena melihat tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap berita di media massa yang terbilang rendah dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan Reuters Institute (Digital News Report 2023, 2022, dan 2021), hanya ada 39 persen responden yang percaya dengan berita media massa dalam tiga tahun terakhir. Persentase tingkat kepercayaan media tersebut masih di bawah sejumlah negara di ASEAN seperti Thailand (51 persen), Singapura (45 persen), Malaysia (40 persen) pada 2023.
Riset Digital News Report 2022 juga menunjukkan hanya ada 28 persen responden yang menilai media massa di Indonesia bersikap independen dari pengaruh politik atau pemerintah. Sedangkan yang menilai media massa bersikap independen dari pengaruh bisnis atau komersial hanya 29 persen. Ini artinya sebagian besar responden meragukan independensi media dalam kerja-kerja jurnalistik.
Hasil riset yang dilakukan Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2Media) pada November 2022 hingga September 2023 memperkuat riset Reuters Institute. Temuan lapangan penelitian PR2Media menunjukkan adanya bentuk-bentuk kepemilikan media dan afiliasi politik praktis yang kompleks, yang mendisrupsi nalar kewarasan publik, terkait media pers dan penyiaran. Secara khusus, peneliti PR2Media menemukan empat model afiliasi politik yaitu model extreme, strong, moderate, dan weak. Kondisi ini dapat membuat publik di Indonesia meragukan media massa akan menyuarakan kepentingan publik melalui pemberitaan.
Atas dasar itu,Koreksi.org hadir sebagai public interest media multiplatform yang mengangkat berbagai persoalan dan aspirasi dari publik, sekaligus menjadi jembatan publik dan negara dalam mencari solusi konkret secara bersama.