• Latest
  • Trending
  • All
  • Berita
  • RUANG SASTRA
  • OPINI
Kerentanan Ekologis dan Geologis di Lumbung Energi Panas Bumi Jawa-Madura-Bali

Kerentanan Ekologis dan Geologis di Lumbung Energi Panas Bumi Jawa-Madura-Bali

October 30, 2025
Dari Rio Hingga Palu: Kolonialisme Baru dalam Perang Terhadap Narkotika

Dari Rio Hingga Palu: Kolonialisme Baru dalam Perang Terhadap Narkotika

October 31, 2025
Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Ketimpangan Ekonomi di Pusat Lumbung Energi Nasional

October 31, 2025
Polda Jatim Diminta Ambil Alih Perkara Kasus Kekerasan Jurnalis Berita Jatim

Polda Jatim Diminta Ambil Alih Perkara Kasus Kekerasan Jurnalis Berita Jatim

October 29, 2025
Buruh PT Daya Radar Utama Gugat Perusahaan Ke Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat

Buruh PT Daya Radar Utama Gugat Perusahaan Ke Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat

October 29, 2025
Survei SPK Mengungkap Kerja Paksa di Kampus

Survei SPK Mengungkap Kerja Paksa di Kampus

October 28, 2025
Pesantren: Warisan Agung dan Tantangan Zaman

Pesantren: Warisan Agung dan Tantangan Zaman

October 22, 2025
P2G: 500an Guru Honorer Belum Terima Insentif yang Dijanjikan Prabowo

P2G: 500an Guru Honorer Belum Terima Insentif yang Dijanjikan Prabowo

October 21, 2025
Youth Forest Camp Cara Pemuda Adat Merajut Komitmen Jaga Alam Papua

Youth Forest Camp Cara Pemuda Adat Merajut Komitmen Jaga Alam Papua

October 21, 2025
Susi Pudjiastuti: Minimal DPR Copot Puan Maharani [SALAH]

Susi Pudjiastuti: Minimal DPR Copot Puan Maharani [SALAH]

October 16, 2025
Anggota DPRD Kota Depok Divonis Penjara 10 Tahun atas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

Anggota DPRD Kota Depok Divonis Penjara 10 Tahun atas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

October 15, 2025
Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

October 14, 2025
Jokowi Jadi Sekjen PBB 2026 [Hoaks]

Jokowi Jadi Sekjen PBB 2026 [Hoaks]

October 13, 2025
  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber
Saturday, November 1, 2025
  • Login
Koreksi.org
  • Home
  • Berita
    Polda Jatim Diminta Ambil Alih Perkara Kasus Kekerasan Jurnalis Berita Jatim

    Polda Jatim Diminta Ambil Alih Perkara Kasus Kekerasan Jurnalis Berita Jatim

    Buruh PT Daya Radar Utama Gugat Perusahaan Ke Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat

    Buruh PT Daya Radar Utama Gugat Perusahaan Ke Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta Pusat

    Survei SPK Mengungkap Kerja Paksa di Kampus

    Survei SPK Mengungkap Kerja Paksa di Kampus

    P2G: 500an Guru Honorer Belum Terima Insentif yang Dijanjikan Prabowo

    P2G: 500an Guru Honorer Belum Terima Insentif yang Dijanjikan Prabowo

    Youth Forest Camp Cara Pemuda Adat Merajut Komitmen Jaga Alam Papua

    Youth Forest Camp Cara Pemuda Adat Merajut Komitmen Jaga Alam Papua

    Anggota DPRD Kota Depok Divonis Penjara 10 Tahun atas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

    Anggota DPRD Kota Depok Divonis Penjara 10 Tahun atas Kasus Pencabulan Anak di Bawah Umur

    Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

    Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

    Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

    Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

    Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

    Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

    Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

    Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

    Trending Tags

  • Liputan Khusus
  • OPINI
    Dari Rio Hingga Palu: Kolonialisme Baru dalam Perang Terhadap Narkotika

    Dari Rio Hingga Palu: Kolonialisme Baru dalam Perang Terhadap Narkotika

    Tahanan Politik Era Paling Baru

    Tahanan Politik Era Paling Baru

    Demokrasi yang Tersandera

    Demokrasi yang Tersandera

    Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

    Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

    Amuk Massa

    Amuk Massa

    Ketika Politik Menggilas Hukum, Koruptor pun Tertawa

    Ketika Politik Menggilas Hukum, Koruptor pun Tertawa

    Ilustrasi Jakarta. Foto: jakarta.go.id

    Memerdekakan Jakarta dari Penjajahan Berkelanjutan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Suara dari Bawah

    Suara dari Bawah

    Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

    Trending Tags

  • RUANG SASTRA
    Film “Wall to Wall”: Potret Nyata Kelas Pekerja di Seoul ’11-12′ dengan Jakarta

    Film “Wall to Wall”: Potret Nyata Kelas Pekerja di Seoul ’11-12′ dengan Jakarta

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Cerita pendek: Kemenangan

    Cerita pendek: Kemenangan

    Trending Tags

  • SUARA WARGA
No Result
View All Result
Koreksi.org
No Result
View All Result
Home Liputan Khusus

Kerentanan Ekologis dan Geologis di Lumbung Energi Panas Bumi Jawa-Madura-Bali

by Yazid Fahmi
October 30, 2025
in Liputan Khusus
0
Kerentanan Ekologis dan Geologis di Lumbung Energi Panas Bumi Jawa-Madura-Bali

Salah satu desa di Kecamatan Kabandungan dilihat dari Kebun Teh Jayanegara yang merupakan jalan utama masuk ke PT Star Energy Geothermal Salak Ltd (Yazid/Doc)

Koreksi, Jakarta- Sabtu, 20 September 2025, pukul 23.47 WIB, menjadi malam yang panjang bagi warga Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Gempa dengan magnitudo 4,0 tiba-tiba saja mengguncang daerah itu dan mengusik ketenangan untuk beristirahat.

“Getarannya tidak bergoyang, tapi seperti bergerak grek, grek,” ujar Euis Yuningsih, sambil menunjukkan gestur tangan bergoyang tidak beraturan saat diwawancarai di rumahnya pada Minggu (28/09/2025).

Pengakuan itu diperkuat oleh beberapa warga yang mengatakan getarannya memang tidak beraturan—tidak seperti gempa pada umumnya. Gempa susulan datang dalam waktu singkat sebanyak 39 kali. Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sukabumi, mencatat gempa pada 20 September hingga 21 September terjadi sebanyak 44 kali dengan 6 di antaranya adalah gempa bumi utama.

Kejadian gempa ini dirasakan pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, dan dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi yaitu, Kabandungan dan Kalapanunggal. Warga yang merasakan gempa tersebut langsung memiliki syak wasangka terhadap aktivitas eksplorasi panas bumi yang dilakukan oleh Star Energy Geothermal Salak Ltd (SEGS).

Alasannya, baik Euis dan warga lainnya menyatakan gempanya tidak seperti tahun sebelumnya. Namun, pihak Star Energy menampik pernyataan gempa yang timbul dari aktivitas eksplorasi panas bumi. Gempa bumi yang terjadi menurut Star Energy murni pergerakan Sesar Citarik.

Warga terus menuntut adanya transparansi terkait dengan aktivitas panas bumi. Star Energy, menyatakan perusahaan mereka sudah melakukan transparansi terhadap pemerintah dan BMKG. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan besar tentang dampak eksplorasi geothermal, tentang kemungkinan memicu gempa atau dampak lainnya.

Tiga kecamatan yang terdampak gempa bumi memiliki kondisi geografis yang unik. Diapit oleh dua gunung berapi aktif, yaitu Gunung Halimun dan Gunung Salak dan berada di bawah Sesar Citarik dengan curah hujan yang tinggi. Membuat tiga kecamatan itu memiliki kerentanan ekologis alamiah.

Kejadian gempa yang semakin sering muncul, membuat warga menuntut Star Energy untuk transparan dalam aktivitas eksplorasi panas bumi.

Kerentanan Geologis dan Ekologis

Garis merah putus-putus dengan nomor 33 adalah Patahan Citarik dalam Peta Patahan Aktif Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM (Doc. Kementerian ESDM)

Dikutip dari geologi.esdm.go.id, Sesar Citarik atau Patahan Citarik adalah patahan panjang di kerak bumi di bawah sungai Citarik. Jalurnya memanjang dari pantai tenggara Teluk Palabuhanratu, melewati Palabuhanratu, Gunung Salak, Bogor, hingga ke Bekasi. Sesar ini termasuk dalam sesar aktif yang terbentuk dari zaman Miosen (sekitar 15 juta tahun lalu) dan masih aktif hingga saat ini.

Meskipun dalam informasi BMKG Kabupaten Sukabumi, gempa yang terjadi bukan karena Sesar Citarik, melainkan karena sesar aktif. Tetapi, gempa dipicu oleh patahan dangkal. Patahan Citarik sendiri termasuk dalam patahan dangkal dengan kedalaman 1 KM hingga 30 KM.

Dilansir dari siagabencana.com, Gempa kerak dangkal umumnya diikuti serangkaian gempa susulan yang cukup banyak karena lapisan kerak dangkal batuannya relatif heterogen dan tergolong rapuh (brittle). Batuan semacam ini jika mengalami deformasi atau patahan dapat memproduksi serangkaian gempa susulan.

Frekuensi gempa yang terus muncul membuat pertanyaan besar. Apakah aktivitas eksplorasi panas bumi dapat mempercepat atau memicu pergerakan patahan?

Staf Kampanye Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Hema Situmorang menjelaskan bahwa kegiatan eksplorasi panas bumi dapat memicu gempa. Hal ini disebabkan oleh proses pengambilan uap panas.

Gambaran umum teknis Geothermal, (Source: https://www.sciencefocus.com/science/how-does-geothermal-energy-work-to-produce-electricity)

Hal senada juga dijelaskan oleh seorang pegiat Geologi, Syarifa Amira Satrioputri. Secara teknis, pengeboran dilakukan untuk menciptakan lubang untuk pipa yang terhubung ke reservoir air. Nantinya air tersebut akan berubah menjadi uap akibat energi panas dari magma. Uap tersebut akan menggerakkan turbin, lalu menghasilkan listrik.

Selain itu, uap panas tersebut akan membuat fenomena kondensasi yang membuat titik air dari uap panas, karena perbedaan suhu. Titik air tersebut dikumpulkan dan akan dikembalikan ke dalam tanah biasanya disebut sebagai injection fluida.

“Secara teori air yang dikembalikan dengan tekanan, memungkinkan terjadinya rembesan pada rekahan atau membuat rekahan baru. Itu akan memicu seismik,” ujar Syarifa, saat ditemui di sebuah kedai kopi pada Kamis (09/10/2025).

Sebuah jurnal ilmiah yang ditulis oleh Wen Zhou dkk., berjudul Managing Induced Seismicity Risks From Enhanced Geothermal Systems: A Good Practice Guideline atau Mengelola Risiko Seismisitas Induksi dari Sistem Panas Bumi yang Ditingkatkan: Panduan Praktik yang Baik, menjelaskan tekanan fluida yang cukup, rekahan baru dapat tercipta, dan propan dapat digunakan untuk menjaga rekahan tetap terbuka. Dalam kedua kasus tersebut, slip yang diinduksi dapat berperilaku seismik, menghasilkan gempa bumi yang mungkin terekam atau terasa.

Dari penelusuran Koreksi di lapangan, warga di kecamatan Kabandungan dan Kalapanunggal mengatakan gempa yang terjadi selalu di Sabtu malam dan Minggu malam. Ingatan warga tentang terjadinya gempa seperti membuat pattern (pola) yang kemudian membuat curiga terhadap aktivitas eksplorasi panas bumi.

Iwan Rustandi, Warga Kabandungan, ketika gempa tanggal 20 September terjadi dan terus-menerus dalam waktu dekat, dirinya langsung menghubungi pihak Polres setempat untuk menyampaikan tuntutannya bersama teman-temannya pada pagi hari.

Isi surat tuntutan itu berupa investigasi mendalam terkait aktivitas eksplorasi panas bumi dengan gempa yang terjadi dan meminta transparansi dalam aktivitas eksplorasi panas bumi. Selain itu, Iwan menuntut informasi aktivitas pengeboran dapat diakses oleh warga, serta adanya mitigasi bencana.

Selang beberapa hari, surat balasan dari Star Energy pun datang. Dalam surat itu tertulis bahwa gempa yang terjadi akibat aktivitas tektonik dangkal. Transparansi SEGS telah dilakukan dan diawasi Direktorat Panas Bumi. Star Energy juga menyatakan mendukung investigasi lebih lanjut.

Eksplorasi Tambang Dapat Memicu Bencana

Data Atlas Peta Tematik Patahan Aktif di Indonesia Kabupaten/Kota di Indonesia tahun 2024, yang dikeluarkan oleh Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), menjelaskan kondisi geologi terdiri dari endapan aluvial dan batuan gunung api tua dan muda.

Endapan aluvial memiliki jenis batuan bersifat tebal dan lepas (0,5-10 m). Sedangkan, batuan gunung api tua dan muda memiliki jenis batuan yang terdiri dari breksi, batuapung, batu pasir tufan yang bersifat tebal dan lepas (1-20 m). Dalam Peta Tematik tersebut dijelaskan, gempa bumi dapat memicu longsor di daerah terjal dan pemadatan lahan.

Dalam Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukabumi No. 6 tahun 2024, menjelaskan kabupaten Sukabumi juga menjadi salah satu daerah yang memiliki curah hujan tinggi dengan 2.500-6000 MM per tahun. Dengan kondisi geologi yang terdiri dari endapan aluvial dan batuan gunung api tua dan muda yang sama-sama memiliki sifat tebal dan lepas, perpaduan curah hujan tinggi membuat potensi bencana di sana sangat besar.

Seperti yang telah dijelaskan oleh Syarifa di atas, teknis proses eksplorasi panas bumi dapat memicu seismik yang terinduksi. “Gempa bumi, kekeringan, longsor, dan kebocoran gas,” itu mitigasi risiko yang harus dilakukan oleh perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Jenis proses pertambangan apapun di wilayah Kabandungan dan Kalapanunggal, menjadi wilayah yang rentan. Catatan bencana besar di wilayah itu sudah tercatat banyak sekali. Gempa besar tahun 2020, 2023 dan gempa beruntun September 2025. Longsor di beberapa titik yang terjadi berdekatan.

Terpal biru itu untuk menutupi bagian longsoran dari hujan, sekaligus menjadi penanda bagian longsoran. Ini terjadi di sebuah jalan di Desa Cibunian (Source: Yazid/Doc)

Seismik yang terinduksi dapat membuat dataran terjal di daerah itu mengalami longsor. Hal itu disebabkan tanah dan bebatuan sekitarnya kehilangan ikatan materialnya. Meskipun gempa kecil memiliki risiko yang kecil, tetapi getaran kecil yang beruntun dapat mengubah kekuatan material tanah dan bebatuan.

Selain itu, perubahan akibat eksplorasi panas bumi sudah dirasakan oleh beberapa warga. Iwan Rustandi, warga Kabandungan, mengatakan sebuah sungai kini sudah tidak lagi memiliki biota air. Padahal dulu banyak orang yang mencari ikan dan udang di sana.

“Itu Kali Cibeureum dulu banyak ikan dan udang, sekarang sudah tidak ada lagi,” jelas Iwan yang akrab dipanggil Kang Lebor, saat ditemui di rumahnya pada Senin (29/09/2025).

Pernyataan itu senada dengan pernyataan Aenurrofiq Zulmi, Kepala Dusun di Desa Cipeuteuy, terkait dengan rusaknya biota air di kali tersebut. Menurut cerita dari orang tua dulu, kalau mau cari ikan dan udang mereka akan datang ke Kali cibeureum.

Aliran Kali Cibeureum kini dilewati oleh salah satu sumur panas bumi milik Star Energy. Kerusakan biota air itu mungkin saja terjadi, karena air injeksi yang dikembalikan ke dalam tanah memungkinkan masih memiliki mineral yang tidak dapat diurai.

“Bisa saja, kalau air injeksi tadi masuk ke rekahan dan masuk ke sumur air lain (tercampur) di bawah tanah,” jelas Syarifa.

Serupa, tapi tak sama. Cerita menyusutnya debit air di Kali Cibeureum, juga dialami oleh Kali Cipulosari. Eman Suherman, Sekretaris Desa Pulosari, menjelaskan debit air Kali Cipulosari juga mengalami penyusutan. Meskipun dirinya belum tahu ada hubungannya dengan kegiatan eksplorasi panas bumi atau tidak.

Tembok bagian luarnya luruh, ketika gempa tanggal 20 September 2025 melanda (source: Yazid/Doc)

Kerentanan akan bencana ini membawa dampak psikologis pada banyak warga, khususnya Euis. Ia mengaku tidak bisa tidur ketika ada getaran kecil sekali dan langsung memanggil anaknya.

“Jalanan ini kan kalau ada mobil truk pasti akan goyang, itu saya langsung bangun. Kalau ada gempa saya cuma bisa teriak panggil anak saya,” jelas Euis.

Rumah Euis juga mengalami kerusakan akibat gempa tanggal 20 September 2025. Dinding samping rumahnya bagian luar, mengalami kerusakan. Bagian atas rumahnya mengalami keretakan.

Banyak warga yang ditemui di lapangan, mengaku tidak tenang jika ada gempa. Beberapa orang memilih untuk tidur di luar rumah, karena khawatir akan ada gempa kembali. Beberapa anak-anak menangis kencang, karena terbawa kepanikan orang tuanya. Warga yang bekerja pagi hari pun, kesulitan untuk kembali tidur lagi.

Dinding rumah warga bernama Acing Ambrol pada pukul dua dini hari, bertepatan dengan gempa 20 dan 21 September 2025 (Source: Yazid/Doc)

Hal serupa juga dialami oleh Acing. Dinding rumahnya bagian kamar mandi tiba-tiba saja mabruk ketika gempa 20 September 2025. Kejadian itu menurutnya pada pukul dua dini hari.

“Sudah ada tujuh kali orang datang minta foto KK, katanya buat bantuan,” jelas Acing, sambil memperlihatkan dinding rumahnya yang ambruk pada Minggu (28/09/2025).

Dirinya kini khawatir jika meninggalkan rumah. Istrinya akan dititipkan ke rumah ibunya jika dirinya sedang ada pekerjaan. Selain itu, istrinya kini juga merasakan gelisah jika ada gempa.

Kebijakan dan Pentingnya Investigasi Mendalam

Peta bencana di wilayah Kecamatan Kabandungan dan gempa beruntun yang terjadi pada 20 September 2025, menjadi penanda tentang pentingnya inspeksi yang harus dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Panas Bumi.

Meskipun dalam surat balasan kepada Kang Lebor, Star Energy telah menjelaskan memberi akses kepada pemerintah yang melakukan inspeksi dan pemantauan rutin. Tetapi, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat melalui pemerintah daerah setempat tidak terjadi.

Menurut beberapa warga yang Koreksi temui, hampir tidak pernah ada sosialisasi dan edukasi ke masyarakat terkait aktivitas eksplorasi panas bumi. Dari temuan di lapangan, sosialisasi itu memang telah diberitahukan sejak jauh-jauh hari, bahkan lebih dari tiga bulan sebelumnya. Tetapi info itu berhenti pada Kepala Desa, baik Kades kabandungan dan Cipeuteuy mengiyakan adanya sosialisasi itu di forum Kades.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Sukabumi, Agung Saptaji saat diminta konfirmasi melalui pesan singkat, mengatakan langkah-langkah yang dilakukan BMKG sejauh ini adalah mencatat gempa dan mencari tahu sumber gempa.

Desakan untuk melakukan investigasi kepada BMKG juga terus dilakukan, tetapi ini harus dilakukan lintas sektor. Ketidakterbukaan Pemerintah daerah dan Lembaga Negara yang berwenang terhadap data yang dapat diakses masyarakat menambah kekhawatiran warga.

Ketidakpercayaan publik terus meningkat dengan tidak adanya transparansi. Pengalaman ekologis warga yang tinggal dan permasalahan ekologi baru yang dialami, membuat warga memiliki pengetahuan lokal yang tidak perlu diragukan. Sehingga, data terkait transparansi aktivitas eksplorasi panas bumi penting untuk diinformasikan ke warga sekitar.

“Harus ada investigasi lebih dalam. Kekhawatiran saya terjadi gempa yang lebih besar seperti di Cianjur,”  Jelas Purnama Wijaya, Kades Cipeuteuy, saat ditemui di kantor desa pada Rabu (01/10/2025)

Pengalaman warga lokal akan tempat tinggalnya dan alam sekitarnya telah dibangun sejak mereka dilahirkan dan tinggal di sana. Kekhawatiran terhadap bencana berulang kali, adalah sebuah pernyataan jujur dari warga terhadap fenomena yang berubah di sekitar tempat tinggalnya.

Keberadaan PLTP Salak menjadi penting untuk sumber energi Jawa-Madura-Bali. Namun, bukan berarti inspeksi rutin dianggap sebagai formalitas dan desakan investigasi mendalam dianggap hanya sebagai bentuk paranoid.

Untuk memberikan rasa aman dan nyaman, serta jaminan kepada masyarakat sudah seharusnya keterbukaan informasi perlu disampaikan. Edukasi dan mitigasi kebencanaan menjadi hal yang penting untuk segera dilakukan.

Tim Koreksi.org sudah mencoba menghubungi pihak Star Energy melalui divisi medianya, terkait gempa bumi yang terjadi, proses pengambilan panas bumi, dan pengeboran sumur baru. Namun, hingga artikel ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari Divisi Media ataupun Divisi lainnya di Star Energy yang menanggapi.

Tags: ekologisgempageothermalStar Energy
Previous Post

Polda Jatim Diminta Ambil Alih Perkara Kasus Kekerasan Jurnalis Berita Jatim

Next Post

Ketimpangan Ekonomi di Pusat Lumbung Energi Nasional

Yazid Fahmi

Yazid Fahmi

Next Post
Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Ketimpangan Ekonomi di Pusat Lumbung Energi Nasional

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Koreksi.org

Copyright © 2024

Navigate Site

  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • OPINI
  • RUANG SASTRA
    • SUARA WARGA

Copyright © 2024