• Latest
  • Trending
  • All
  • Berita
  • RUANG SASTRA
  • OPINI
Suara dari Bawah

Suara dari Bawah

April 9, 2025
Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

May 10, 2025
Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

May 6, 2025
KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

May 3, 2025
Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

May 1, 2025
Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

April 26, 2025
Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

April 25, 2025
Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

April 23, 2025
KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

April 23, 2025
AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

April 16, 2025
Integritas Tak Bisa Diperankan

Integritas Tak Bisa Diperankan

April 15, 2025
Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

April 9, 2025

Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

April 8, 2025
  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber
Monday, May 19, 2025
  • Login
Koreksi.org
  • Home
  • Berita
    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Polisi, Narkoba, dan Pemerasan (Bagian I)

    Komite Keselamatan Jurnalis Tolak Perpol Pengawasan Orang Asing

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Trending Tags

  • Liputan Khusus
  • OPINI
    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Suara dari Bawah

    Suara dari Bawah

    Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Perbandingan Materi UU Ketenagakerjaan Dalam UU Cipta Kerja Yang Dimaknai Hakim MK Dalam Putusan Nomor 168/PUU-XXI/2023

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Trending Tags

  • RUANG SASTRA
    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Cerita pendek: Kemenangan

    Cerita pendek: Kemenangan

    Trending Tags

  • SUARA WARGA
No Result
View All Result
Koreksi.org
No Result
View All Result
Home OPINI

Suara dari Bawah

by admin
April 9, 2025
in OPINI
0
Suara dari Bawah

Ilustrasi dari ChatGPT


Oleh: Nanang Farid Syam

Di negeri ini, terlalu sering kita melihat regulasi yang diputuskan di ruang-ruang steril, jauh dari denyut kehidupan rakyat. Seperti Rancangan Undang-Undang TNI yang dibahas di hotel mewah bintang lima, jauh dari rakyat yang terdampak langsung oleh konsekuensinya (Amnesty Indonesia, 2025). Rancangan Undang-Undang bisa disahkan dalam hitungan hari, tapi dampaknya bisa membekas puluhan tahun pada petani yang digusur, nelayan yang kehilangan lautnya, atau masyarakat adat yang tanahnya dirampas atas nama pembangunan (Kompas, 2024).

Masalahnya bukan hanya pada isi regulasi, tapi juga siapa yang berbicara dan siapa yang dibungkam dalam prosesnya. Di sinilah pentingnya media alternatif seperti koreksi.org hadir dan menyela narasi dominan.

Narasi resmi tidak selalu mewakili kebenaran. Media arus utama hari ini, sejujurnya, makin sulit dipercaya. Banyak yang telah berubah menjadi perpanjangan tangan kekuasaan atau kepentingan korporasi. Kita terlalu sering disuguhkan narasi “pembangunan”, “kemajuan”, dan “pertumbuhan ekonomi” tanpa bertanya: kemajuan untuk siapa? Dan siapa yang tertinggal di belakangnya? (Mongabay Indonesia, 2024)

Sementara itu, warga yang terdampak langsung dari kebijakan, yang kehilangan tanah, air, udara bersih, jarang diberi ruang. Suara mereka teredam, dianggap emosional, tidak rasional, atau bahkan dicap “anti-nasional”. Ndasmu…

Di sinilah peran media alternatif menjadi sangat penting. Mereka tidak dibentuk untuk mencari iklan atau rating, tetapi untuk memperjuangkan kebenaran yang tersembunyi di balik suara-suara kecil.

koreksi.org: jurnalisme warga sebagai napas perlawanan. https://koreksi.org/ bukan  hanya portal berita. Ia adalah ruang kolektif yang menggabungkan riset partisipatif, advokasi kebijakan, dan jurnalisme warga. Bukan dari atas, tapi dari bawah.

Di tengah situasi ketika media besar lebih sering memberitakan suara elite, jurnalisme warga menjadi alat penting untuk merebut kembali ruang bicara publik. koreksi.org hadir sebagai wadah jurnalisme warga, bukan sekadar menyampaikan berita, tapi menghidupkan kembali suara-suara yang selama ini diabaikan.

Warga bukan hanya narasumber, tapi juga pewarta. Mereka mencatat, merekam, dan menganalisis realitas hidupnya sendiri, dari penolakan tambang di kampung, konflik agraria yang terus diredam, hingga proyek-proyek infrastruktur yang menggusur dengan dalih kepentingan nasional.

Melalui koreksi.org, warga belajar menjadi saksi sekaligus penyampai kebenaran. Berita bukan ditulis dari balik meja redaksi, melainkan dari jalanan, ladang, dan pesisir. Mereka yang selama ini dianggap “tidak punya suara” justru menjadi penggerak utama dalam mengungkap pelanggaran dan ketidakadilan.

Dalam setiap laporan, ada semangat untuk memperjuangkan ruang hidup, mempertahankan hak, dan membangun solidaritas antar-komunitas. Dan yang paling penting: informasi lahir dari bawah untuk memperkuat, bukan mematahkan, masyarakat sipil.

Laporan-laporan mereka tidak berhenti di meja redaksi. Ia hidup dalam diskusi warga, menjadi bahan perdebatan publik, bahkan jadi referensi akademisi dan pembuat kebijakan yang ingin mendengar suara yang tak muncul di layar kaca.

Demokrasi butuh lebih dari sekadar pemilu. Demokrasi bukan hanya soal mencoblos lima menit di bilik suara, lalu kembali bungkam selama lima tahun. Demokrasi bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi siapa yang terlibat dalam menentukan arah hidup bersama. Dan yang lebih penting: demokrasi bukan sekadar prosedur, tapi perjuangan yang terus-menerus.

Kita terlalu sering dikurung dalam bayang-bayang euforia pemilu. Kita diajak memilih, tapi tidak diajak mengawasi. Kita diberi hak suara, tapi tak diberi ruang mendengarkan suara yang lain, terutama mereka yang selama ini dibisukan. Padahal justru di luar musim kampanye, regulasi-regulasi penting digodok: aturan tentang tanah, air, tambang, pendidikan, dan ruang hidup. Regulasi-regulasi yang sering lahir dalam senyap, disusun dalam ruang steril, dan diketuk tanpa ampun oleh mereka yang merasa tak perlu mendengar suara rakyat.

Di sinilah kita sadar demokrasi yang hanya hidup saat pemilu, sejatinya demokrasi yang sekarat. Maka kita butuh ruang-ruang alternatif. Ruang yang tidak takut bertanya. Yang tidak sungkan mengusik kenyamanan kekuasaan. Yang berani melacak jejak uang dan kebijakan, menyingkap siapa yang diuntungkan dan siapa yang dikorbankan.

Media alternatif seperti koreksi.org adalah penjaga pintu demokrasi, pintu yang sering dibuka diam-diam oleh kepentingan elite.

Ketika pintu itu mulai digeser dari belakang, koreksi.org berdiri di depannya.
Ketika kebijakan disusun tanpa suara rakyat, koreksi.org membawa suara itu kembali ke meja diskusi.
Ketika yang lain diam, mereka bertanya.
Ketika yang lain melirik, mereka menyelidik.
Ketika yang lain netral atau pura-pura netral, mereka memilih untuk berpihak.
Berpihak pada yang lemah.
Berpihak pada yang tertindas.
Berpihak pada kebenaran, meski kadang pahit.

Karena di tengah hutan-hutan yang dibabat, laut yang diprivatisasi, dan tanah adat yang digadaikan atas nama “kemajuan”, kita tak butuh media yang ramah kekuasaan.
Kita butuh media yang ramah pada keberanian.
Keberanian untuk berkata: “Ada yang salah, dan kami tak akan diam.”

Demokrasi tidak akan bertahan oleh kekuasaan yang terus dijaga.
Tapi oleh rakyat yang terus bangun, bertanya, dan melawan lupa.

Bukan cuma masalah suara, tapi soal keadilan. Tanpa media alternatif, kita kehilangan cermin untuk melihat wajah negara dari bawah. Kita hanya akan melihat wajah-wajah “pemilik suara”, bukan mereka yang sering kali tidak dihitung dalam statistik.

Padahal, regulasi yang adil bukan hanya tentang legalitas, tapi tentang legitimasi. Dan legitimasi hanya bisa lahir ketika semua suara, termasuk yang paling lemah diikutsertakan dalam proses.

Saatnya mendukung media yang berpihak. Kita tidak bisa lagi berharap semua hal disuarakan oleh media besar. Sudah saatnya kita mendukung media alternatif yang benar-benar bekerja untuk publik. Bukan hanya dengan membagikan tautan berita, tapi juga dengan ikut membaca, berdiskusi, bahkan berdonasi jika perlu. Bahkan jurnalis dan media pun harus dikoreksi jika ada sesuatu yang janggal (koreksi.org, 2025).

koreksi.org adalah contoh bahwa media bisa menjadi alat perjuangan, bukan sekadar bisnis. Ia menunjukkan bahwa pengetahuan bisa disusun bersama warga, bukan hanya oleh pakar.

Karena kalau suara warga terus dikecilkan, maka jangan heran kalau suatu saat negara ini hanya akan jadi panggung elite yang bicara sendiri dan kita, hanya jadi penonton di belakang pagar.

“Kalau orang diam saja melihat kejahatan, berarti dia ikut melakukan kejahatan itu.”
— Pramoedya Ananta Toer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.”
— Pramoedya Ananta Toer

Tags: demokrasimedia alternatifNanang Farid Syam
Previous Post

Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

Next Post

Integritas Tak Bisa Diperankan

admin

admin

Next Post
Integritas Tak Bisa Diperankan

Integritas Tak Bisa Diperankan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Koreksi.org

Copyright © 2024

Navigate Site

  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • OPINI
  • RUANG SASTRA
    • SUARA WARGA

Copyright © 2024