• Latest
  • Trending
  • All
  • Berita
  • RUANG SASTRA
  • OPINI
Demonstran: Pak Polisi, Kami Tidak Butuh Senjata!

Demonstran: Pak Polisi, Kami Tidak Butuh Senjata!

August 28, 2024
Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

October 14, 2025
Jokowi Jadi Sekjen PBB 2026 (Hoaks)

Jokowi Jadi Sekjen PBB 2026 (Hoaks)

October 13, 2025
Tahanan Politik Era Paling Baru

Tahanan Politik Era Paling Baru

October 9, 2025
Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

October 9, 2025
Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

October 5, 2025
Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

October 2, 2025
Lewat Forest Defender Camp, Pemuda Adat Bicara Hutan Papua dari Lemba Knasaimos menuju Brasil

Lewat Forest Defender Camp, Pemuda Adat Bicara Hutan Papua dari Lemba Knasaimos menuju Brasil

September 24, 2025
Industri Binatu, Mikroplastik, dan Laut Tercemar: Siapa Bertanggung Jawab?

Industri Binatu, Mikroplastik, dan Laut Tercemar: Siapa Bertanggung Jawab?

September 22, 2025
Konsesi PT Gag Nikel Raja Ampat Kembali Beroperasi, AMAN Sorong Wanti-wanti Izin 4 Pulau

Konsesi PT Gag Nikel Raja Ampat Kembali Beroperasi, AMAN Sorong Wanti-wanti Izin 4 Pulau

September 11, 2025
Demokrasi yang Tersandera

Demokrasi yang Tersandera

September 6, 2025
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tuntut KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka

Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tuntut KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka

September 1, 2025
Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

August 31, 2025
  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber
Wednesday, October 15, 2025
  • Login
Koreksi.org
  • Home
  • Berita
    Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

    Perkara Bullying Anak MTs Al Gebra Sorong Mangkrak di Kantor Polisi

    Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

    Polda Jatim Seret Dua Aktivis Prodemokrasi dalam Kasus Kerusuhan Kediri

    Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

    Polda Jatim Tak Patuh Prosedur Hukum, Tangkap Aktivis Sosial Asal Yogyakarta Tanpa Dasar

    Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

    Razia Agustus di Jawa Timur: Penangkapan Massal, Kekerasan Eksesif dan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Polisi

    Lewat Forest Defender Camp, Pemuda Adat Bicara Hutan Papua dari Lemba Knasaimos menuju Brasil

    Lewat Forest Defender Camp, Pemuda Adat Bicara Hutan Papua dari Lemba Knasaimos menuju Brasil

    Industri Binatu, Mikroplastik, dan Laut Tercemar: Siapa Bertanggung Jawab?

    Industri Binatu, Mikroplastik, dan Laut Tercemar: Siapa Bertanggung Jawab?

    Konsesi PT Gag Nikel Raja Ampat Kembali Beroperasi, AMAN Sorong Wanti-wanti Izin 4 Pulau

    Konsesi PT Gag Nikel Raja Ampat Kembali Beroperasi, AMAN Sorong Wanti-wanti Izin 4 Pulau

    Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tuntut KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka

    Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tuntut KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka

    Satu Orang Tewas dalam Aksi 28 Agustus, Ratusan Organisasi Masyarakat Tuntut Segera Reformasi Polri

    Satu Orang Tewas dalam Aksi 28 Agustus, Ratusan Organisasi Masyarakat Tuntut Segera Reformasi Polri

    Abolisi dan Amnesti: Barter Dukungan Politik dan Pelemahan Pemberantasan Korupsi

    PBHI: Pemilihan Wakil Ketua MA Harus Bebas dari Calon Bermasalah

    Trending Tags

  • Liputan Khusus
  • OPINI
    Tahanan Politik Era Paling Baru

    Tahanan Politik Era Paling Baru

    Demokrasi yang Tersandera

    Demokrasi yang Tersandera

    Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

    Anarkisme yang Diciptakan, Represi yang Disiapkan

    Amuk Massa

    Amuk Massa

    Ketika Politik Menggilas Hukum, Koruptor pun Tertawa

    Ketika Politik Menggilas Hukum, Koruptor pun Tertawa

    Ilustrasi Jakarta. Foto: jakarta.go.id

    Memerdekakan Jakarta dari Penjajahan Berkelanjutan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Suara dari Bawah

    Suara dari Bawah

    Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Trending Tags

  • RUANG SASTRA
    Film “Wall to Wall”: Potret Nyata Kelas Pekerja di Seoul ’11-12′ dengan Jakarta

    Film “Wall to Wall”: Potret Nyata Kelas Pekerja di Seoul ’11-12′ dengan Jakarta

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Cerita pendek: Kemenangan

    Cerita pendek: Kemenangan

    Trending Tags

  • SUARA WARGA
No Result
View All Result
Koreksi.org
No Result
View All Result
Home Berita

Demonstran: Pak Polisi, Kami Tidak Butuh Senjata!

by admin
August 28, 2024
in Berita
0
Demonstran: Pak Polisi, Kami Tidak Butuh Senjata!

Koreksi, Yogyakarta – Polisi terus melakukan kekerasan dalam mengawal aksi demonstrasi pada sepekan terakhir. Aspirasi mahasiswa bersama masyarakat sipil di sejumlah kota di Indonesia justru berhadapan dengan polisi bersenjata lengkap. Demonstran dipukul, ditendang, diseret, terkena peluru gas air mata hingga digelandang ke kantor polisi.

Aksi #JogjaMemanggil yang kembali dilakukan di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta, Selasa (27/8/2024), mengecam keras tindakan represif aparat seperti yang terjadi di Kota Semarang, Makassar dan Jakarta tersebut.

“Pak Polisi, kami tidak butuh senjata. Kami butuh keadilan. Turunkan Jokowi!” pekik sang orator di atas mobil komando. Aksi di Yogyakarta ini berjalan damai. Meski demikian, tensi tuntutan demonstran yang semula #KawalPutusanMK, telah naik level menjadi #TurunkanJokowi dan #GanyangJokowi.

Ekspresi kemarahan demonstran tergambar dari berbagai tulisan poster yang begitu sarkas dan lugas. Mereka geram karena Pemerintahan Joko Widodo dinilai telah merusak konstitusi dan demokrasi di Indonesia. Nama “Mulyono” yang merupakan “nama sial” Jokowi semasa kecil menjadi ‘bulan-bulanan’ massa. Bahkan aksi tersebut menampilkan adegan teaterikal yakni prosesi seorang yang melakukan eksekusi mati terhadap pemimpin yang mengkhianati rakyat.

Terlihat dalam teaterikal tersebut, bahwa Jokowi dan Prabowo Subianto merupakan satu paket pemimpin yang tidak bisa diharapkan. “Adili! Adili! Adili!” teriak massa menggema.

Seorang Pekerja Rumah Tangga (PRT), Dita, yang turut melakukan orasi dalam aksi tersebut mengatakan pemerintah Jokowi gagal hampir di semua hal. Dia menilai, rezim bebal yang tidak memiliki hati nurani maupun kepekaan sosial ini harus diadili oleh rakyat.

“Anaknya Jokowi naik pesawat jet pribadi yang sekali jalan menghabiskan miliaran rupiah. Mantunya Jokowi beli seporsi Rp 400 ribu. Dia tidak paham rakyat sengsara. Gaji PRT berapa,” katanya.

Pengesahan Rancangan Undang-Undang Pelindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) hingga saat ini masih disandera tanpa kejelasan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Padahal sudah berjalan 20 tahun.

“Berapa lama lagi PRT yang mati hanya untuk menunggu pengesahan RUU PPRT?” katanya. Selama ini, lanjut dia, pekerja rumah tangga di Indonesia tidak diakui sebagai pekerja. Akibatnya, jutaan PRT sengsara akibat ketidakadilan. Mereka menjadi korban kekerasan ekonomi, mental, fisik, seksual, dan tidak diakui sebagai pekerja. “Perempuan butuh perlindungan, tapi Jokowi tak peduli. Negara ini malah diperas habis-habisan oleh Jokowi dan kroni-kroninya,” tandas dia.

Salah satu orator dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Danil Yobi, menilai rezim Jokowi telah keterlaluan menjarah hak rakyat. Dia mempertanyakan, adakah program selama pemerintahan Jokowi berpihak kepada rakyat.

Hampir seluruh program Proyek Strategis Nasional (PSN) di mana pun, sebutnya, justru menjadi malapetaka bagi rakyat. Kasus penggusuran Wadas, Kendeng, Rempang dan lain-lain. Maka dari itu, ia mengajak para seniman untuk terlibat dalam Aksi Darurat Indonesia ini.

“Saya mengutip kata-kata WS Rendra; Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan? Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan?,” ujarnya.

Karut Marut Kebijakan BermasalahElanto Wijoyono dari Combine Resource Institution (CRI) mengatakan, praktik culas yang hendak merevisi RUU Pilkada ini menunjukkan bahwa tujuan utama rezim ini adalah melanggengkan kekuasaan dan politik dinasti.

“Dengan dibatalkannya pengesahan RUU Pilkada, apakah perjuangan rakyat untuk menegakkan konstitusi dan mengawal demokrasi berhasil? Belum,” katanya.

Dikatakannya, masih banyak karut marut kebijakan bermasalah. Setelah ini masih ada RUU Polri dan RUU TNI, bahkan ada upaya polisi ini akan diberikan perluasan kewenangan ‘superbody’ yang bisa mengendalikan semua penyidik di instansi lain. Sebelumnya, lanjut dia, rezim ini telah melakukan hal serupa dengan merevisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi, mengesahkan UU Cipta Kerja dan UU Minerba, menyusup ke MK melalui Anwar Usman yang kemudian meloloskan Gibran sebagai cawapres Prabowo.

“Bahkan memecah belah gerakan masyarakat sipil dengan memberikan konsesi tambang kepada ormas keagamaan,” katanya.

Dikatakannya, rakyat tahu bahwa banyak kebijakan bermasalah yang lahir di rezim Jokowi. Bahkan, lanjut Elanto, fungsi anggota dewan sebagai wakil rakyat semakin melemah, kekuatan lembaga-lembaga independen diberangus, penegakan hukum mandul dan dimanfaatkan untuk menyandera lawan-lawan politik.

“Jokowi berusaha mengontrol semua kekuasaan dalam genggaman tangannya,” tegasnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Jokowi hampir pasti akan diduplikasi oleh Prabowo Subianto sebagai presiden penerusnya. “Berkali-kali, Prabowo menegaskan akan melanjutkan apa yang sudah dibangun oleh rezim Jokowi. Dengan begitu, karakteristik otoritarianisme yang populis juga akan dilanjutkan oleh Prabowo,” katanya.

Akar Masalah Sana Ulaili dari Solidaritas Perempuan Kinasih mengatakan akar masalah dalam 10 tahun terakhir bermuara pada bobroknya sistem pemilu dan partai politik Indonesia yang menghamba pada kapitalisme.

“Partai politik tidak bisa menjalankan amanat demokrasi karena mengedepankan kepentingan pribadi. DPR bukan rumah wakil rakyat, tetapi tempat tumbuh suburnya oligarki,” kata dia.

Menurutnya, selama sistem pemilu dan partai politik di Indonesia tidak diubah, maka selama itu pula rakyat Indonesia dipimpin oleh rezim tipu-tipu.

“Kami menuntut agar segera dilakukan perombakan UU Pilkada dan UU Partai Politik,” cetusnya.

Selain itu, semua elemen masyarakat harus melawan segala upaya perusakan atau pelemahan konstitusi. “Kami menyerukan kepada warga Yogyakarta untuk membangun oposisi rakyat,” tegasnya.

Tags: kekerasanpolisipolrireformasi polri
Previous Post

Belenggu Perbudakan Modern di Meja Puan Maharani

Next Post

Ironi Demonstrasi Dikepung Brutalitas Aparat

admin

admin

Next Post
Ironi Demonstrasi Dikepung Brutalitas Aparat

Ironi Demonstrasi Dikepung Brutalitas Aparat

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Koreksi.org

Copyright © 2024

Navigate Site

  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • OPINI
  • RUANG SASTRA
    • SUARA WARGA

Copyright © 2024