• Latest
  • Trending
  • All
  • Berita
  • RUANG SASTRA
  • OPINI
Ironi Demonstrasi Dikepung Brutalitas Aparat

BEM UGM: Jokowi Tak Layak Turun dengan Cara Terhormat!

August 30, 2024
Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

May 10, 2025
Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

May 6, 2025
KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

May 3, 2025
Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

May 1, 2025
Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

April 26, 2025
Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

April 25, 2025
Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

April 23, 2025
KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

April 23, 2025
AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

April 16, 2025
Integritas Tak Bisa Diperankan

Integritas Tak Bisa Diperankan

April 15, 2025
Suara dari Bawah

Suara dari Bawah

April 9, 2025
Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

April 9, 2025
  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber
Monday, May 19, 2025
  • Login
Koreksi.org
  • Home
  • Berita
    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Polisi, Narkoba, dan Pemerasan (Bagian I)

    Komite Keselamatan Jurnalis Tolak Perpol Pengawasan Orang Asing

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Trending Tags

  • Liputan Khusus
  • OPINI
    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Suara dari Bawah

    Suara dari Bawah

    Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Perbandingan Materi UU Ketenagakerjaan Dalam UU Cipta Kerja Yang Dimaknai Hakim MK Dalam Putusan Nomor 168/PUU-XXI/2023

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Trending Tags

  • RUANG SASTRA
    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Cerita pendek: Kemenangan

    Cerita pendek: Kemenangan

    Trending Tags

  • SUARA WARGA
No Result
View All Result
Koreksi.org
No Result
View All Result
Home Berita

BEM UGM: Jokowi Tak Layak Turun dengan Cara Terhormat!

by admin
August 30, 2024
in Berita
0
Ironi Demonstrasi Dikepung Brutalitas Aparat

Koreksi, YOGYAKARTA – Sirene dan kentongan menggema di Jalan Gejayan Yogyakarta, Kamis (29/8/2024) sore. Ini menjadi tanda #PeringatanDarurat Indonesia belum selesai. Teriakan massa dari aliansi masyarakat sipil, mahasiswa, dosen, buruh, seniman, yang tergabung dalam Forum Cik Di Tiro, Aksi Sejagad, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kembali menggeram.

Di jalanan Yogyakarta itu, wibawa Joko Widodo alias Jokowi sebagai Presiden RI sudah runtuh, rata dengan tanah. Teriakan #TurunkanJokowi #AdiliJokowi #GanyangJokowi, #GanyangMulyono, hingga kalimat-kalimat sarkas bernada makian memekik di sudut-sudut kota. Bahkan diteriakkan di muka polisi yang sedang berjaga.

“Jokowi tidak layak turun dengan cara terhormat!” ungkap Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM), Nugroho Prasetyo Aditama saat orasi.

Jika beberapa waktu yang lalu, Jokowi dinobatkan sebagai alumnus UGM paling memalukan, kali ini, BEM UGM mengeluarkan rapot merah bahwa Jokowi “Tidak Layak Turun dengan Cara Terhormat”.

“10 tahun menjabat, Jokowi telah gagal menjalankan amanat rakyat. Rezim ini malah justru menindas rakyat dan rakus kekuasaan,” katanya.

Dikatakannya, munculnya Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang menyatukan partai-partai politik untuk kerakusan kekuasaan Jokowi dan Prabowo Subianto adalah praktik kartel politik yang menghancurkan demokrasi. “Para ketua partai telah bersekongkol. Wakil rakyat tidak ada lagi yang bisa dipercaya,” katanya.

Nugroho juga meminta peserta aksi mengheningkan cipta untuk demonstran pejuang keadilan yang menjadi korban kekerasan aparat kepolisian. “Teman-teman kita kepalanya bocor, kehilangan mata. Polisi telah digunakan oleh penguasa untuk membungkam suara mahasiswa,” katanya.

Kerjanya Polisi Apa?

Mariana Ulfa, salah satu dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, turut orasi dengan lantang. Ia mengaku harus cuti kerja untuk bisa ikut aksi #PeringatanDarurat ini.

“Salah satu cita-cita reformasi adalah menghapuskan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Lantas apa yang terjadi hari ini? Tambah parah, rakus, tidak tahu malu dan tidak punya moral,” kata Ulfa.

Korupsi di era Jokowi merajalela dan dibiarkan. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dilumpuhkan dan disalahgunakan sebagai alat kekuasaan. Para politikus tersandera hukum yang dikendalikan penguasa.

“Elite politik tak berkutik itu karena ulahnya sendiri. Akhirnya, Kolusi semakin menjadi-jadi. Semuanya menjilat bokong rezim,” ujar dia. Alih-alih memperbaiki demokrasi, Jokowi malah justru membangun politik dinasti untuk upaya memperpanjang kekuasaan.

“Rezim ini membuat rakyat bodoh. Kalau ada yang bilang ‘Indonesia baik-baik saja’, itu adalah buzzer cecunguk penguasa. Indonesia tidak sedang baik-baik saja! Kita dibuat lelah untuk berjuang,” katanya.

Ulfa juga menyinggung kinerja aparat kepolisian yang minus. Bagaimana tidak, polisi yang seharusnya menegakkan hukum malah justru melanggar hukum. Demonstrasi mahasiswa dan rakyat yang dilindungi hukum malah digebuki.

“Selama ini ada istilah ‘No Viral No Justice’, berarti itu yang bekerja (menegakkan hukum dan keadilan) adalah rakyat. Jadi, kerjanya polisi apa? tangkap tuh bandar narkoba, tangkap bandar judi, apa kabar Sambo? Mahasiswa yang di sini tidak perlu dijaga pak. Mereka ini cinta Indonesia!” katanya.

Ada Satu Keluarga yang Menjadi Beban Satu Negara

Komika Yogyakarta, Dodok Putra Bangsa juga tak kalah menarik. Ia turut orasi dengan gaya humor satire yang menggelitik. Indonesia dianggap sebagai negara yang gemar menghambur-hamburkan uang di kala leher rakyat tercekik. “Pemilihan Presiden menghabiskan Rp 70 triliun. Jika untuk bayar SPP mahasiswa UIN, bisa untuk 500 tahun tuh. Itu pun masih bisa membangun kantor polisi mengepung kampus,” ungkapnya membikin demonstran terpingkal-pingkal.

Di media sosial, para buzzer penguasa sering mengalihkan isu Revisi UU Pilkada dan Kawal Putusan MK ini dengan mempertanyakan kenapa tidak mengangkat isu RUU Perampasan Aset.

“Lho, Jokowi selama 10 tahun menjabat itu ngapain aja? Dia justru mendorong legislatif untuk tidak mengesahkan RUU Perampasan Aset, sampai sekarang tidak disahkan. UU Pilkada ini 7 jam kelar, secepat Laundry Express. Naik kereta Jogja-Jakarta aja 8 jam lho,” ujarnya.

Kebijakan-kebijakan pemerintah Jokowi dinilai tidak ada yang mengakibatkan rakyat kecil bahagia. Harga bahan pokok mahal, Bahan Bakar Minyak (BBM) mahal, biaya pendidikan mahal, biaya kesehatan mahal.

“Semua itu berawal dari Solo, ada satu keluarga yang menjadi beban satu negara,” kata aktivis Warga Berdaya dan Jogja Ora Didol itu.

Membangun Oposisi Warga

Elanto Wijoyono dari Combine Resource Institution (CRI) mengatakan mengajak seluruh dosen dan guru besar di Yogyakarta untuk kritis dan berani bersuara. “Perlu menghubungkan antara kampung dengan entitas warga serta kampus dengan mahasiswa dan para akademisinya,” kata dia.

Dikatakannya, tak hanya isu UU Pilkada dan perkara dinasti keluarga penguasa, rakyat akan terus bersuara untuk mengawal konstitusi hari ini hingga era kepemimpinan berikutnya.

“Ketika elite politik sudah tidak ada yang bisa dipercaya, Yogyakarta harus membangun oposisi warga. Segala bentuk perusakan atau pelemahan konstitusi harus dilawan. Mari bersatu melawan rezim Jokowi untuk mencegah oligarki dan politik dinasti berkuasa,” tegasnya. (*)

Penulis : Abdul Mugis

Tags: bem ugmjokowimahasiswa
Previous Post

Infografis: Menyulap Institusi “Superbody”

Next Post

AJI Indonesia Kecam Dugaan Pemberangusan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia

admin

admin

Next Post
AJI Indonesia Kecam Dugaan Pemberangusan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia

AJI Indonesia Kecam Dugaan Pemberangusan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Koreksi.org

Copyright © 2024

Navigate Site

  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • OPINI
  • RUANG SASTRA
    • SUARA WARGA

Copyright © 2024