• Latest
  • Trending
  • All
  • Berita
  • RUANG SASTRA
  • OPINI
Saya Tidak Akan Pernah Lelah Berjuang!

Saya Tidak Akan Pernah Lelah Berjuang!

October 25, 2024
Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

May 10, 2025
Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

Lebih Dari 20 Tahun, 3 Perempuan Petani Perjuangkan Hak Tanah

May 6, 2025
KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

May 3, 2025
Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

May 1, 2025
Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

April 26, 2025
Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

April 25, 2025
Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

Polemik Ijazah Jokowi – Retaknya Cermin Integritas di Tengah Kabut Transparansi

April 23, 2025
KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

April 23, 2025
AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

April 16, 2025
Integritas Tak Bisa Diperankan

Integritas Tak Bisa Diperankan

April 15, 2025
Suara dari Bawah

Suara dari Bawah

April 9, 2025
Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

April 9, 2025
  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber
Monday, May 19, 2025
  • Login
Koreksi.org
  • Home
  • Berita
    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    Amnesty Mendesak Polisi Bebaskan Mahasiswi Penyebar Meme Prabowo-Jokowi

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    KTP2JB Kolaborasi dengan IIJ Dorong Keberlanjutan Media dan Penguatan Demokrasi pada Hari Kebebasan Pers Sedunia 2025

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Potret Kelam di Negeri 1.001 Sungai, Warga Suku Afsya 67 Tahun Hidup Tanpa Air Bersih

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    Perjuangan warga Menteng Pulo II menolak penggusuran 

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    KKJ Mendorong Kejaksaan Agung Koordinasi dengan Dewan Pers Soal Berita Jak TV

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    AJI, IJTI dan PFI Menolak Program Rumah Bersubsidi bagi Jurnalis

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Otak 7 Tahanan Kabur dari Lapas Sorong Ditangkap Polisi

    Polisi, Narkoba, dan Pemerasan (Bagian I)

    Komite Keselamatan Jurnalis Tolak Perpol Pengawasan Orang Asing

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    7 Napi di Papua Kabur Usai Bobol Dinding Kamar

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Pembunuh Jurnalis di Karo Divonis Seumur Hidup, KKJ Sumut: Terduga Otak Pelaku Belum Diproses

    Trending Tags

  • Liputan Khusus
  • OPINI
    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Kekerasan Terhadap Perempuan Oleh Perempuan

    Suara dari Bawah

    Suara dari Bawah

    Dampak Tarif Reciprocal AS terhadap Perekonomian Indonesia Perlu Dicermati

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Koreksi.org Kritik Pertemuan Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis di Hambalang

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Revisi UU TNI: Totalitarianisme dan Pembajakan Konstitusionalisme Warga Negara

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penyetaraan Jabatan Perlu Dikoreksi (Bagian 1)

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Penjelasan Partai Buruh Terkait Putusan MK tentang UU Ciptaker

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Perbandingan Materi UU Ketenagakerjaan Dalam UU Cipta Kerja Yang Dimaknai Hakim MK Dalam Putusan Nomor 168/PUU-XXI/2023

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Masalah Agraria dan Tafsir Beda Putusan Mahkamah Konstitusi

    Trending Tags

  • RUANG SASTRA
    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    TUMPUK: Manifesto Konsumerisme dan Tumpukan Sampah

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Sanggar Lidi Surabaya Gelar Pementasan Teater “Grafito”,  Kisah Cinta Beda Agama di Balai Pemuda Surabaya

    Cerita pendek: Kemenangan

    Cerita pendek: Kemenangan

    Trending Tags

  • SUARA WARGA
No Result
View All Result
Koreksi.org
No Result
View All Result
Home SUARA WARGA

Saya Tidak Akan Pernah Lelah Berjuang!

by admin
October 25, 2024
in SUARA WARGA
0
Saya Tidak Akan Pernah Lelah Berjuang!

Testimoni Sabri Bin Umar. Ia adalah pekerja migran dari Indonesia, bekerja di perusahaan pengolahan kayu di Tawau, Sabah, Malaysia. Sabri berangkat ke Malaysia melalui penerbangan dari Makassar-Jakarta-Kuala Lumpur, menempuh jarak sekitar 6.500 km dengan kekhawatiran akan menghadapi masalah di Imigrasi Malaysia.

Selamat pagi kawan-kawan Building and Wood Workers’ International (BWI) yang saya cintai!

Salam perjuangan! Perkenalkan, nama saya Sabri Bin Umar, pekerja migran Indonesia dari Bone Makassar, umur saya 30 tahun. Saya menempuh perjalanan 6. 500 kilometer untuk hadir di sini, bertemu dengan anda semua. Melelahkan, tapi saya bahagia dan bersyukur.

Saya masuk ke Tawau, Sabah, Malaysia ketika lulus sekolah dasar. Orang tua saya sudah lebih dulu menjadi pekerja migran di Malaysia. Saya tidak melanjutkan pendidikan karena orang tua kami tak punya uang dan anak-anak pekerja migran kesulitan mendapatkan kesempatan untuk bersekolah. Menginjak usia 17 tahun, saya mulai bekerja. Saya berpindah-pindah bekerja di berbagai tempat dan akhirnya bekerja di sebuah perusahaan kayu di Tawau, Sabah, milik pengusaha Taiwan. Kami, pekerja di Tawau tinggal di mess pekerja yang sempit dan tidak layak. Di perusahaan ini, keselamatan dan kesehatan kerja tidak mendapatkan perhatian yang layak, kondisi kerjanya buruk.

Ketika pandemi Covid-19 menyerang pada tahun 2020, semua terkena dampak. Operasional perusahaan terganggu, produksi menurun, kami tidak bekerja. Perusahaan, tentu saja tidak mau membayar upah kami. Padahal, Kerajaan Malaysia telah menyatakan bahwa selama upah dan hak pekerja harus dibayarkan. Bisa dibayangkan, bagaimana sulitnya kondisi kami selama pandemi Covid.

Kami, pekerja migran yang bergabung dalam Kesatuan Pekerja-Pekerja Industri kayu Sabah/Sabah Timber Industry Employees Union (STIEU) mengajukan tuntutan agar perusahaan membayar upah kami selama Covid. (Di Malaysia, serikat pekerja dikenal dengan sebutan kesatuan, kata Syarikat justru digunakan untuk menyebutkan perusahaan/company).

Saya termasuk pekerja yang aktif menggalang petisi dan melaporkan kasus ini ke Jawatan Tenaga Kerja di Tawau. Usaha kami berhasil, Jawatan Tenaga Kerja Tawau menyatakan perusahaan wajib membayar upah kami selama Covid. Semua pekerja bergembira, termasuk mereka yang bukan anggota kesatuan pekerja. Kami tahu, mereka yang tidak bergabung dengan kesatuan pekerja seringkali memusuhi kami. Mereka tidak mau bergabung dengan kesatuan pekerja dan lebih sedang menyokong perusahaan. Tapi ketika kami berhasil, mereka ikut menikmati. Setelah kami menang, perusahaan marah. Perusahaan mencari tahu, siapa saja pekerja yang menyokong tuntutan upah. Akhirnya, perusahaan menemukan daftar 36 pekerja yang ikut menyokong tuntutan. Nama saya ada di sana. Saya tahu, sejak saat itu saya menjadi target perusahaan.

Akhirnya, pada April 2022, saya dipecat dari perusahaan tanpa alasan yang jelas. Kemudian, saya dilaporkan ke polisi dengan tuduhan melakukan kekerasan seksual kepada seorang gadis di bawah umur. Gadis itu adalah anak pekerja di perusahaan, teman saya di perusahaan. Ibunya, melaporkan saya ke polisi. Setelah itu, saya ditangkap dan dibawa ke kantor polisi seperti penjahat besar. Saya ditangkap di depan istri saya dan anak saya yang masih bayi. Saya di tahan di kantor polisi.

Polisi tidak bisa membuktikan bahwa saya melakukan kekerasan seksual. Tapi, dengan seketika polisi mengubah tuduhan. Saya dipaksa untuk mengakui bahwa saya pekerja migran tidak berdokumen. Polisi mengatakan kalau saya tidak mengakui, saya akan dipenjara 20 tahun. Saya benar-benar ketakutan. Tanpa bantuan pengacara dan kesatuan pekerja, polisi memasukkan saya ke dalam penjara. Saya dipenjara selama 2 bulan. Penjara itu pengap, gelap, dan penuh dengan pekerja-pekerja migran yang ditahan. Saya benar-benar merasakan penderitaan yang kejam.

Pengadilan memutuskan saya bersalah dan saya dihukum dengan hukuman cambuk. Pada hari eksekusi, saya dihadapkan dengan algojo bertopeng. Badannya kekar dan dua kali lebih besar dari pada badan saya. Saya benar-benar ketakutan. Saya berpikir, saya akan mati hari itu. Di sebuah ruangan, algojo itu mencambuk saya lima kali dengan rotan besar. Pada cambukan kelima, saya tidak kuat menahan sakit dan pingsan. Sejak saat itu, saya mengalami trauma. Trauma yang sangat menyiksa saya.

Saya berterima kasih kepada STIEU dan BWI yang telah membantu saya selama saya ditangkap dan dipenjara. Mereka membantu saya dengan menyediakan pengacara untuk membela saya, berkampanye, mengirimkan surat protes ke Kerajaan Malaysia dan Kedutaan Besar Indonesia. BWI dan STIEU juga mengumpulkan uang untuk membantu istri saya. Selama saya di penjara, istri saya mengalami tekanan luar biasa. Beruntung, STIEU menemani istri dan anak saya yang masih bayi.

Akhirnya, setelah dua bulan, saya bebas dari penjara. Saya tidak diizinkan tinggal di Malaysia. Saya harus kembali ke Indonesia. Saya, istri saya, dan anak yang masih kecil terusir dari Malaysia. Hingga setahun saya tinggal di kampung di Indonesia, saya masih mengalami trauma dan tidak mau bertemu dengan siapapun. Akhirnya, STIEU dan BWI datang ke kampung saya untuk meyakinkan saya agar tetap berjuang.

Dengan pendampingan dari STIEU dan pengacara di Sabah, saya mengajukan 2 gugatan. Saya harus pergi ke Jakarta untuk mengurus semua dokumen. Mengunjungi kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, pergi ke rumah sakit Kepolisian di Jakarta untuk memeriksa kesehatan, dan mengurus semua dokumen penting. Itu sangat melelahkan.

Pada 29 Juli 2024, saya telah meyelesaikan persidangan terakhir di Mahkamah Tinggi Sabah melalui persidangan online. Saya menggugat Kerajaan Malaysia untuk membayar kompensasi atas salah tangkap dan perlakuan polisi yang kejam sebesar 10 juta Ringgit Malaysia. Saya juga menggugat perusahaan melalui Pengadilan Industrial di Tawau agar mereka mempekerjakan saya kembali. Persidangan terakhir di Pengadilan Industrial telah selesai pada 9 September 2024.

Terakhir, melalui testimoni ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada seluruh keluarga besar BWI dan STIEU serta afiliasinya yang telah mendukung saya. Terima kasih juga secara khusus kepada Brother Peo, Presiden BWI, Brother Ambet Sekretaris Jenderal BWI, Brother Dong di Kuala Lumpur, brotherMartin dan Sister Engrit Kesatuan STIEU.

Saya berharap, perjuangan ini menjadi bagian penting dari upaya BWI untuk membantu dan membela pekerja migran. Saya tidak akan pernah lelah berjuang untuk pekerja migran dan hak asasi manusia! Selamat pagi dan terima kasih.

Salam saya, Sabri Bin Umar, Istri saya Santi, dan 2 anak saya Rayhan dan Salsa. Mohon doa restu untuk istri saya yang akan melahirkan anak ketiga kami pada November 2024.

Tags: buruhmalaysiaserikat pekerja
Previous Post

Pemikiran dan Daya Juang seorang Benny

Next Post

Yuk, Kenalan dengan 6 Delegasi Muda Indonesia di COP 16 CBD, Kolombia.

admin

admin

Next Post
Yuk, Kenalan dengan 6 Delegasi Muda Indonesia di COP 16 CBD, Kolombia.

Yuk, Kenalan dengan 6 Delegasi Muda Indonesia di COP 16 CBD, Kolombia.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Koreksi.org

Copyright © 2024

Navigate Site

  • About
  • Editorial
  • Pedoman Media Siber

Follow Us

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • OPINI
  • RUANG SASTRA
    • SUARA WARGA

Copyright © 2024