Koreksi, Jakarta- Cunayah, salah satu warga Tongkol Dalam, menyusun triplek yang di atasnya dibalut spanduk, di antara puing bangunannya yang telah hancur. Ia merebahkan sedikit tubuhnya dan sebuah bantal menjadi penyangga lehernya.
Sudah lebih dari seminggu, sejak TNI dari Kodam Jayakarta menghancurkan rumahnya yang berada di Tongkol Dalam, Ancol, Jakarta Utara atau tepatnya di kolong Tol Wiyoto Wiyono pada Jumat (17/1/2025). Sampai kini, pejabat dari pemerintah daerah maupun perwira TNI AD belum menunjukkan dirinya kembali.
“Sampai kapan ini Mas, saya malam digigit tikus, dikerumuni nyamuk, tadi juga ketimpa besi,” ucapnya kepada Koreksi pada Jumat (24/1/2025).
Bila malam tiba, Cunayah hanya mengandalkan perapian yang dibuatnya dari kayu bekas dan sisa-sisa puing. Meski telah sering menghadapi konflik penggusuran, katanya kali ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya.
“Dulu kita paling dihadapkan sama Satpol PP, tentara cuma sedikit aja, kemarin benar-benar hancur total semuanya sama tentara,” ungkapnya.
Cunayah yang telah paruh baya mengaku kadang badannya merasa sakit. Tidurnya pun tak lelap akibat angin dingin dan air hujan yang mengenainya.
Sementara itu, Gatot Sudarto menyatakan selama seminggu warga bertahan, beberapa lumpuh secara ekonomi. Mereka tidak bekerja hingga anak-anak tidak masuk sekolah. Beberapa warga pun harus menumpang mandi di musala.
“Selama saya 30 tahun lebih di sini, ini yang paling parah Mas, tidak ada yang memerhatikan juga dari pihak terkait. Mau pindah kemana juga belum tau, makanya saya sama warga masih bertahan di sini.”

“Kita-kita ini dianggap hewan atau bagaimana? Dibiarkan tidur di tempat seperti ini,” katanya pada Jumat (24/1/2025).
Bahkan salah seorang warga, Hartono harus berobat ke rumah sakit akibat gigitan tikus di kakinya. Ia mengaku nyeri dan keram setelah digigit hewan pengerat tersebut.
Gatot berharap bisa terjalin pertemuan dengan pemerintah daerah. Ia mengaku kecewa karena selama penggusuran maupun pasca-penggusuran, pihak pemerintah dan jajarannya tidak pernah hadir. Padahal mayoritas warga Tongkol Dalam merupakan warga asli Jakarta.